Mereka yang menerima benih yang jatuh ke tanah yang berbatu-batu adalah orang yang menerima Firman dan seketika itu juga bersukacita menerima-Nya. Tapi karena dia tidak berakar, dia hanya bertahan sebentar saja. Ketika kesulitan dan aniaya datang, dengan segera dia terhilang kembali. Yesus.
Menjadi radikal adalah berakar dalam Firman Tuhan dan kedalaman kita dalam Firman akan menentukan kekuatan kita dalam menghadapi segala sesuatu yang datang dalam hidup kita. Akar kita akan menentukan pertumbuhan kita dan pertumbuhan kita akan membangun kekuatan didalam kita untuk menghadapi kenyataan.
Kita perlu mengerti bahwa apa yang kita hadapi sekarang berubah dengan sangat cepat dibandingkan dengan apa yang baru kita hadapi setahun lalu. Sekalipun saya menyadari betapa penting dan perlunya suatu perubahan, kita perlu mengerti bahwa pertumbuhan adalah perubahan tetapi tidak semua perubahan adalah pertumbuhan.
Kita dapat menjadi sangat sibuk bekerja atau sangat canggih menjalankan bisnis dan sangat berpengetahuan dalam menghibur orang banyak dengan program kita tetapi ketika kita terpisah dari akar kita; kita gagal (Ingat ketika Yesus menjelaskan hal ini di Efesus).
Kita semua tahu bahwa masalah dunia ini sebenarnya adalah masalah rohani, sekalipun membanjirnya tehnik pemenuhan diri banyak ditawarkan pada masyarakat kita, masih ada epidemik depresi, bunuh diri, kekosongan probadi, dan pencarian jalan keluar yang mudah lewat obat-obatan terlarang, alkohol, obsesi pengkultusan, materialisme, sex dan kekerasan. Apa yang salah dengan kita sebagai orang percaya? Saya kira jawabannya adalah karena kita DANGKAL. Kita hanya menghidupi apa yang kita percaya dengan sangat dangkal, tidak mendalam.
Kedangkalan adalah kutuk jaman kita. Pengajaran tentang pemuasan instan adalah persoalan rohani yang utama. Apa yang kita perlukan hari ini adalah bukan banyaknya orang pintar atau orang dengan kharisma tetapi orang yang dalam, berakar kuat dalam Firman Tuhan.
Ada beberapa hal yang muncul dalam pemikiran ketika saya mulai merenungkan Firman Yesus ini.
Bahwa yang pertama perlu kita kerjakan adalah tetap disiplin menggemburkan tanah hati kita supaya kita terus dapat berakar lebih dalam lagi. Artinya kita tetap harus selalu membangun hubungan kita dengan Yang Maha Kuasa melalui saat teduh kita dalam cara yang intim dan secara konstan menyirami hati kita dengan Firman Tuhan. Ini adalah DISIPLIN dari PEMURIDAN. Ini adalah akar kita.
Saya adalah pemercaya sejati akan kasih karunia dan dengan mengatakannya kita perlu untuk juga menekankan pada kerelaan kita untuk MELAKUKAN SESUATU AKAN HAL INI.
Marilah kita kembali pada kenikmatan merenungkan Firman Allah sehingga akar kita akan tumbuh lebih dalam. Penerapan praktis akan kasih kita pada Firman Allah akan memberikan hikmat dan kemampuan untuk membuat keputusan yang jelas terhadap hal-hal yang kita hadapi setiap hari.
Banyak dari kita yang menghadapi masalah bertumbuh dalam ketaatan dikarenakan kita tidak tahu bagaimana seharusnya menerapkan Firman Tuhan dalam hidup sehari-hari. Kekurangan akan penerapan Firman Tuhan adlah hasil dari tidak adanya waktu untuk merenungkan Firman Tuhan. Melalui perenungan kita mempunyai kemampuan untuk meresapi bagaimana kita melakukan apa yang kita dengar dari Tuhan. Kita hanya melakukan apa yang telah kita lihat kita perbuat.
Tidak ada penyembuhan yang instan pada kedangkalan. Saudara harus mendisiplinkan diri dalam memliharan keintiman dengan Pencipta dan melalui ketaatan oleh kasih karunia saudara dapat bertumbuh makin dalam dan makin kuat dalam menghadapi dunia yang berubah. Marilah kita memeluk kedisiplinan ini karena tidak ada seorang pun yang hidup diatas disiplin ini dan bersukacita dalam kenyataan bahwa nama-nama kita tertulis di Surga. SELAMAT DATANG DI PEMURIDAN.